Kamis, 21 Oktober 2010

Mengenal Lebih Jauh Kanker Kolon




Istilah Kanker saat ini mungkin sudah tidak begitu asing di telinga kita. Penyakit ini kerap sekali disebut-sebut sebagai salah satu penyakit kronik penyebab kematian yang utama di dunia.  Bahkan kini jenis penyakit kanker kian beragam dan tidak lagi pandang usia. Kanker dapat terjadi baik pada  kaum lansia, dewasa, dan bahkan pada kaum remaja. Salah satu jenis kanker yang tidak dapat dipandang sebelah mata adalah kanker kolon. Why?? Karena penyakit ini terjadi salah satunya karena pola dan gaya hidup yang kurang sehat. Ingin tahu lebih jelasnya mengenai kanker kolon? Apa penyebab dan gejala-gejalanya? Lalu bagaimana pengobatan dan terapi dietnya?? Yukk simak yang berikut ini.\^^/

Colorectal Cancer atau  Carsinoma Colon atau yang lebih dikenal sebagai Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu).  Menurut Marilynn (1999), untuk menemukan dan mendiagnosis penyakit tersebut, diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi.
Gejala Kanker kolon
Pada awal timbulnya penyakit kanker kolon, gejala tidak terlihat secara jelas. Tanda-tanda yang sering muncul seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu baru kemudian muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di dalam usus besar. Semakin dekat lokasi tumor dengan anus umumnya akan menimbulkan gejala yang semakin banyak. Gejala yang timbul pada umumnya terdiri atas tiga jenis, yakni gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis) (Arief  2008).
Ada pun beberapa gejala umum yang sering muncul pada penderita kanker kolon antara lain:
· Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
· Hilangnya nafsu makan
· Anemia, pasien tampak pucat
· Sering merasa lelah
· Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
Beberapa gejala penyebaran penyakit kanker kolon yang sering terjadi adalah sebagai berikut (Arief 2008):
· Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
o Penderita tampak kuning
o Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
· Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
Etiologi Kanker Kolon
Terdapat empat penyebab utama terjadinya kanker kolon pada orang dewasa menurut pendapat Hadi S. (1981), yakni:
1. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat seperti sayuran dan buah-buahan, serta kebiasaan memakan makanan yang tinggi lemak dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
· Adenoma di kolon: degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma
· Familial poliposis: polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma
· Kondisi ulseratif
· Penderita colitis ulserative menahun mempunyai resiko terkena karsinoma kolon
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak-anak yang orangtuanya sehat.
4. Konstipasi kronik

 Konstipasi kronik yang sudah parah akan dapat mengarah pada terjadinya kanker kolon, sebab konsistensi tinja yang terlalu keras akibat konstipasi akan memperlambat pasase tinja sehingga bakteri memiliki waktu yang cukup lama untuk memproduksi karsinogen pemicu kanker kolon (Hadi S. 1981).



Patofisiologi
Kanker kolon dan rektum, terutama adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus) dimulai sebagai polip jinak, namun dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati) (Gale et al. 2000).
      Kanker kolorektal dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu:
· Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
· Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon
· Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke sistem portal.
· Penyebaran secara transperitoneal.
· Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain.
 Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain. Prognosis relatif baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila telah terjadi metastase ke kelenjar limfe. Menurut Gale et. al. (2000) kanker kolorektal digolongkan menjadi empat stadium berdasarkan metastasenya, yakni:

Stadium A       : tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa saja
Stadium B       : kanker yang sudah menembus usus ke jaringan di luar rectal tanpa keterlibatan nodus limfe.
Stadium C       : invasi ke dalam system limfe yang mengalir regional
Stadium D       : metastase regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.



Pemeriksaan Diagnostik
The American Cancer Society dalam Harnawati (2008) merekomendasikan pemeriksaan rektal manual setiap tahun bagi orang dengan usia di atas 40 tahun, dengan sampel feses untuk menilai adanya darah setiap tahun setelah usia 50 tahun dan proktosigmoidoskopi setiap 3 – 5 tahun setelah usia 50 tahun. Rekomendasi ini ditujukan untuk orang-orang yang asimtomatik, dan evaluasi lebih sering pada individu yang diketahui mempunyai faktor resiko yang lebih tinggi. Sebanyak 60 % dari kasus kanker kolorektal dapat diidentifikasi dengan sigmoidoskopi.
Klasifikasi
Menurut modifikasi DUKES dalam Marilynn E. (1999), kanker kolon diklasifikasikan menjadi enam tipe, yaitu:

Klasifikasi A      : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis
Klasifikasi B1    : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
Klasifikasi B2    : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
Klasifikasi C1    : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah.
Klasifikasi C2    : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.
Klasifikasi D     : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi
 

Penatalaksanaan Medis
Menurut Marilynn (1999), penatalaksanaan medis atau pengobatan yang dapat dilakukan apabila sudah pasti terdiagnosis kanker kolon antara lain sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu, dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-se lyang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, serta sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapi
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy kira-kira ada 50 jenis, dan biasanya di injeksi atau dimakan, serta pada umumnya lebih dari satu macam obat karena apabila digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
Penatalaksanaan Diet
Peningkatan pemberian diet tinggi serat dapat menurunkan insiden dari kanker pada pasien yang mempunyai diet tinggi lemak. Diet rendah lemak telah dijabarkan mempunyai efek perlindungan dan pencegahan yang lebih baik daripada diet tanpa lemak. The National Research Council telah merekomendasikan pola diet pada tahun 1982, yakni diantaranya: menurunkan lemak total dari 40% ke 30% dari total kalori, meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat, membatasi makanan yang diasinkan, diawetkan dan diasapkan, membatasi makanan yang mengandung bahan pengawet, serta mengurangi konsumsi alkohol. Di samping itu, konsumsi makanan probiotik seperti yogurt sangat dianjurkan sebab probiotik merupakan makanan yang mengandung bakteri-bakteri yang sangat baik untuk kesehatan usus besar.(Syah E. 2002).
Non Steroid Anti Inflammation Drug (NSAID)
Penelitian pada pasien familial poliposis dengan menggunakan NSAID sulindac dosis 150 mg secara signifikan menurunkan rata-rata jumlah dan diameter dari polip bila dibandingkan dengan pasien yang diberi plasebo. Ukuran dan jumlah dari polip bagaimanapun juga tetap meningkat tiga bulan setelah perlakuan dihentikan. Data lebih jauh menunjukkan bahwa aspirin mengurangi formasi, ukuran dan jumlah dari polip dan menurunkan insiden dari kanker kolorektal, baik pada kanker kolorektal familial maupun non familial. Pengaruh  protektif ini terlihat membutuhkan pemakaian aspirin yang berkelanjutan setidaknya 325 mg perhari selama 1 tahun (Syah E. 2002).
Hormon Replacement Therapy (HRT)
Penelitian oleh the Nurses Health Study yang melibatkan partisipan sebanyak 59.002 orang wanita post menopouse menunjukkan hubungan antara pemakaian HRT dengan kanker kolorektal dan adenoma. Pemakaian HRT menunjukkan penurunan risiko untuk menderita kanker kolorektal sebesar 40%, dan efek protektif dari HRT menghilang antara 5 tahun setelah pemakaian HRT dihentikan (Syah E. 2002).
Nahh,,kini udah pada tau khan seputar kanker kolon. So,,mulai sekarang jangan lupa untuk slalu menjaga gaya hidup sehat. Bagi temen-temen yang kurang suka makan buah dan sayur, ada baiknya  mulai dari sekarang belajar  menyukai kedua jenis pangan tersebut. Hal ini tidak lain karena buah dan sayur merupakan pangan penyumbang serat yang bagus bagi tubuh dan sebagai salah satu upaya mencegah terkena kanker kolon. 
Jangan lupa kritik dan  sarannya yach,,

DAFTAR PUSTAKA:
Arief dr. 2008.  Mengenal Kanker Kolon.
 http://www.drarief.com/mengenal-kanker-kolon [12 September 2010].

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.

Hadi S. 1981. Keluhan-keluhan yang sering pada Gastroenterologi. Bandung: Penerbit Alumni.

Hadi S.  2001.  Psikosomatik pada Saluran Cerna  Bagian Bawah, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi ke-3. Jakarta: Gaya Baru.

Harnawati. 2008. Kanker kolorektal. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/kanker-kolorektal [14 September 2010].

Marilynn ED. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien. ed. 3. Jakarta: EGC.

Siregar GA. 2007. Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Kanker Usus Besar. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatra Utara.

Syah E. 2002. Karsinoma Rekti. Referat sub bagian bedah digestif. Jakarta: EGC.

 


 




2 komentar:

  1. lha kalo kanker alias kantong kering penyebabnya apa dong..

    BalasHapus
  2. penyebabnya juga karena kesalahan gaya hidup mas,,,kan biasanya yg terkena kanker "kantong kering" karena kurang bs mengatur pengeluaran,,,,

    aq jg sempat mengalaminya ms,,hehehhe,,,,,

    BalasHapus